Komodo, Hewan Langka, dan Hati Nurani Ners: Isu Kesehatan Global yang Menyatukan Manusia dan Alam
Dalam lorong sunyi Pulau Komodo, seekor naga purba berjalan lamban — matanya tajam, tubuhnya berat, tapi keberadaannya kini makin rapuh. Komodo (Varanus komodoensis), simbol kebanggaan Indonesia dan satu dari hewan langka dunia, bukan hanya pusaka hayati, tapi juga peringatan: bahwa kesehatan bukan monopoli manusia, melainkan milik semua makhluk hidup. Di sinilah muncul keterpanggilan hati Ners — profesi perawat di berbagai belahan dunia — untuk menyatukan empati lintas spesies, dari ruang ICU hingga konservasi alam liar.
Hewan Langka: Cermin Kesehatan Ekosistem
Komodo adalah spesies predator puncak yang hidup di ekosistem yang seimbang. Ketika populasinya terancam karena perubahan iklim, alih fungsi lahan, atau turisme massal yang tidak terkontrol, itu bukan hanya cerita kehilangan satwa; itu adalah alarm ekologi. Seperti pasien yang terbaring di rumah sakit karena gagal organ, bumi juga menunjukkan gejala gagal fungsi ketika spesies langka menghilang.
Dalam konteks ini, riset menjadi pilar penting. Salah satu contoh nyata adalah penelitian satwa langka dan hampir punah yang dilakukan oleh Bu Juliana dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU). Penelitian ini tidak hanya mendokumentasikan kondisi fisiologis dan genetika satwa-satwa langka, tetapi juga menelusuri hubungan antara degradasi lingkungan dan meningkatnya risiko zoonosis. Pendekatan ilmiah dari dunia kedokteran ini sejalan dengan prinsip One Health yang menekankan bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan tidak dapat dipisahkan.
Ners Indonesia: Penjaga Komodo di Tanah Sendiri
Perawat di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur, berada di garis depan pelayanan masyarakat sekitar habitat komodo. Namun, peran mereka belum sepenuhnya terintegrasi dalam agenda konservasi. Padahal, pendekatan One Health membutuhkan perawat yang memahami konteks budaya lokal, penyakit zoonotik (seperti rabies dan antraks), 9
Bayangkan jika Ners Indonesia menjadi bagian dari tim lintas profesi bersama peneliti seperti Bu Juliana dan tim kedokteran UISU: melakukan edukasi kesehatan, membantu vaksinasi hewan ternak agar tidak menyebar penyakit ke satwa liar, hingga membina pariwisata berkelanjutan. Di titik ini, perawat bukan hanya “penyembuh tubuh”, tapi penjaga keberlangsungan kehidupan.
Belanda dan Inggris: Perawat sebagai Pendidik Lingkungan
Di negara seperti Belanda dan Inggris, praktik keperawatan telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar praktik klinis. Ners di kedua negara itu sering terlibat dalam proyek komunitas yang menggabungkan isu lingkungan, kesehatan mental, dan pendidikan publik. Mereka tidak hanya merawat pasien, tapi juga mendampingi masyarakat mengenal pentingnya alam sebagai bagian dari proses penyembuhan.
Pelajaran penting dari sini adalah: jika perawat dilibatkan dalam kampanye konservasi, maka perubahan gaya hidup yang ramah lingkungan bisa dimulai dari rumah sakit, sekolah, hingga keluarga pasien.
Amerika Serikat: Perawat, Aktivisme, dan Kesehatan Satwa
Di AS, konsep Veterinary Nursing atau Animal Care Nursing sudah menjadi bagian dari profesi keperawatan. Kolaborasi antara dokter hewan dan perawat dalam merawat satwa langka di penangkaran atau kebun binatang sudah menjadi praktik umum. Bahkan, beberapa universitas membuka program studi khusus keperawatan hewan, menunjukkan betapa seriusnya profesi ini dalam menjembatani empati lintas spesies.
Ners AS juga banyak terlibat dalam advokasi kebijakan kesehatan publik, termasuk yang berkaitan dengan zoonosis, pandemi, dan perubahan iklim — semua isu yang terkait erat dengan pelestarian satwa seperti komodo.
Dari ICU ke Habitat Komodo
Kini, dunia berada di persimpangan. Di satu sisi, teknologi medis berkembang pesat menyelamatkan manusia dari kematian. Tapi di sisi lain, kita kehilangan spesies-spesies langka yang menjadi bagian tak tergantikan dari jaringan kehidupan. Dalam konteks inilah, profesi Ners bisa menjadi pionir perubahan—meluaskan misi keperawatan ke dalam kerangka ekosistem, dan menyuarakan bahwa semua kehidupan layak dirawat.
Jika komodo adalah simbol ketangguhan dan keberlangsungan, maka Ners adalah simbol empati dan pelayanan. Dan ketika keduanya bersatu — diperkuat oleh penelitian medis dari akademisi seperti Bu Juliana dari UISU—lahirlah paradigma baru: pelayanan kesehatan yang bukan hanya menyelamatkan tubuh manusia, tapi juga menjaga denyut kehidupan bumi.
0Komentar